Pendidikan

Universitas Al-Azhar Mercusuar Ilmu dan Peradaban Islam

• Bookmarks: 8159


Mesir merupakan wadah peradaban besar yang ada di permukaan bumi, sedangkan Al-Azhar sendiri merupakan wadah pendidikan Islam yang mempunyai sejarah pergulatan dan dinamika yang unik. Al-Azhar merupakan salah satu cikal bakal sistem pendidikan tinggi yang reputasinya diakui dunia internasional.

Universitas Al-Azhar sebagaimana ditulis oleh berbagai literatur ke-Islaman tidak terlepas dari perjalanan panjangnya yang kini menginjak usia lebih dari 1 Milenium (1.000 tahun).

Al-Azhar adalah sebuah lembaga waqaf yang didirikan oleh Jawhur al-Shaqali, panglima perang Daulah Bani Fathimiyah yang berpaham Syi’ah Ismailiyyah. Al-Azhar yang dibangun pada tahun 359 H atau sekitar tahun 970 M merupakan lembaga pendidikan yang sangat fundamental dalam membangun paradigma pemikiran ke-Islaman saat ini.

Dari beberapa sumber juga disebutkan bahwa penamaan Al-Azhar diambil dari nama Fatimah Az-Zahra, putri kesayangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Penamaan itu diyakini sebagai corak pemikiran dari sebuah madzhab yang identik dengan kecintaannya yang kuat terhadap Ahlu Bayt (keluarga) Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Al-Azhar resmi dibuka bersamaan dengan shalat Jum’at pada 7 Ramadhan 361 H, membuat Al-Azhar menjadi satu-satunya lembaga besar Islam yang pada mulanya adalah sebuah masjid yang telah melahirkan banyak ulama’ dan cendekiawan Muslim.

Zuhairi Misrawi dalam Al-Azhar: Menara Ilmu, Reformasi dan Kiblat Keulamaan menjelaskan sejak awal berdiri 973 M, al-Azhar telah menjadi bagian penting dalam pembentukan generasi muda Muslim yang mempunyai wawasan keagamaan yang luas.

Pembaharuan di zaman modern yang amat kentara sekali dilakukan oleh Muhammad Abduh. Pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad Abduh dimaksudkan untuk menegaskan kembali fungsi Al-Azhar sebagai pusat pemurnian pemahaman ajaran Islam yang diharapkan dapat mencetak kader-kader da’i tangguh untuk membendung pola pikir yang semakin menggerus pemahaman tentang Islam.

Di saat bersamaan, dibentuklah beberapa jenjang pendidikan di Al-Azhar, sejak tingkat dasar sampai jenjang akademi, juga membuka fakultas-fakultas umum yang semuanya dengan sistim terpisah antara putra dan putri. Pada masa ini kemudian mulai dipelajari sistem penelitian yang dilakukan universitas di Barat dengan mengirim alumni-alumni terbaiknya belajar di Eropa dan Amerika.

Tujuannya adalah untuk mengikuti perkembangan ilmiah di tingkat internasional sekaligus upaya perbandingan dan pengukuhan Islam yang benar. Masa ini yang kemudian dikenal banyak pemikir sebagai awal pemikiran modern di dalam Islam.

Hal ini tidak lepas dari peran seorang Muhammad Abduh yang mengubah sistem pendidikan di Al-Azhar. Menurut pandangannya, pendidikan di Al-Azhar terlalu ‘jumud’, tidak memiliki kemajuan yang membuat Islam terus mengalami kemunduran. Muhammad Abduh mulai memasukan ilmu-ilmu modern ke dalam kurikulum Al-Azhar, seperti ilmu Fisika, Teologi, Filsafat, Sosiologi, dan Sejarah.

Semakin hari, Al-Azhar berkembang semakin besar, sehingga tidak hanya berpusat di ibukota, Kairo, tapi hampir menyeluruh di setiap provinsi di Mesir yang juga membuka cabang Al-Azhar. Al-Azhar juga tetap menjadi favorit dan masih bisa dijadikan pusat untuk menimba ilmu-ilmu Islam saat ini. Hal itu dapat dilihat dari antusiasnya para penuntut ilmu dari berbagai penjuru dunia yang berdatangan

Al-Azhar saat ini merupakan salah satu universitas tertua di dunia dan telah banyak mengeluarkan tokoh-tokoh Muslim ternama, diantaranya; Muhammad ‘Abduh, Jamaludin al-Afghani, Yusuf al-Qardhawi.

Rendy Setiawan

8 recommended
0 notes
159 views
bookmark icon

Write a comment...

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *