Komunitas

Warga Alam Mulia Godean Kerja Bareng Cegah Corona

• Bookmarks: 470


Dalam obrolan group WA yang berkaitan dengan agraria, jurnalis keren Mas Ayik bilang begini perihal wabah yang sedang melanda dunia ini: “Menurut Menlu Singapura Vivian Balakrishnan, wabah Covid-19 ini menguji kualitas suatu bangsa dalam tiga hal: 1) health care system; 2) standard of governance/kepemimpinan nasional; 3) social capital. Nah, poin 1 dan 2 kita lemah. Mungkin kita tinggal punya poin 3 (?)”.

Social  capital kita tentu tidak statis sifatnya, kekuatan maupun bentuknya, up and down, dan sesuai dengan konteksnya, dalam menghadapi situasi apa. Menyadari itu, tentu modal sosial itu harus dimanfaatkan, sekaligus dipulihkan.

Bagaimana melokalitaskan kesadaran itu? Warga Alam Mulia Godean berikhtiar lahir dan batin mencegah persebaran virus Corona dengan bersama-sama membuat fasilitas cuci tangan, secara mandiri membuat hand sanitizer, mengkomunikasikan beberapa kesepakatan dalam mengelola keluar-masuk warga luar-dalam, dan menyusul akan dilakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan perumahan.

Pada satu titik memang harus ada keputusan untuk bertindak dan tidak membiarkan informasi hanya berseliweran di berbagai media: menyisakan kita sebagai obyek pasif dari berbagai sergapan informasi itu.

Kembali ke obrolan WAG di atas, Prof. Laksono mengingatkan bahwa berkaca dari apa yg dilakukan pemerintah Cina yang efektif itu, dibutuhkan syarat yang luar biasa, yang mungkin belum pernah terjadi di dunia lain: disiplin sosial. Suatu capaian yang ditegakkan sejak ribuan tahun, menyusul revolusi kebudayaan yang memastikan disiplin itu ada dan mungkin dikerjakan.

Ya, disiplin sosial. Selama ini yang populer hanya disiplin kerja (yang sempit diartikan hanya datang dan pulang tepat waktu di tempat kerja dan sepi dalam orientasi hasil kerja), disiplin birokrasi, disiplin militer, dan kata “disiplin’ lainnya yang telah diambil alih oleh elite otoritas, dan bukan otoritas bersama (the commune).

Tindakan kami berangkat dari refleksi atas pertanyaan: apa yang akan KITA siapkan dalam menyikapi pandemi ini? Kita sebagai DIRI, sebagai KELUARGA, dan sebagai KOMUNITAS. Ketiga hal diri KITA ini saling berkaitan dan saling memengaruhi, namun biasanya tidak disiapkan secara sinkron.

Sudah siap sebagai diri, misalnya dengan menjaga imunitas dan stamina tubuh, namun lupa membangun kesadaran itu di keluarga. Bisa sebaliknya, anggota keluarga kita aware, anak-anak yang sering disuruh cuci tangan dan mandi, tapi diri kita yang teledor. Virus ini melampaui batas-batas keluarga. Bisa jadi diri dan keluarga kita telah disiapkan dengan serius, namun keluarga lainnya masih santuy. Bisa sebaliknya, mereka sudah menjaga sebaik-baiknya, giliran keluarga atau diri kita yang ignorant.

Poin yang paling susah tentu saja adalah mengelola keluar-masuk warga, dan anak-anak, termasuk duo kecil saya agar stay at home. Membeli barang dan membuat fasilitas sanitasi mudah, mengelola manusia itu yang susah.

Ini sedikit yang bisa warga Alam Mulia Godean lakukan, selain terus belajar dari berbagai informasi disertai imajinasi kira-kira apa yang harus kami perbuat selanjutnya. Selebihnya, tawakal kepada ilahi.

 

Ahmad Nasish Lutfi

4 recommended
0 notes
70 views
bookmark icon

Write a comment...

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *