Metro, petitum.id- Kebijakan penguncian dan pembatasan akibat wabah COVID-19 membuat banyak orang tidak bisa bekerja dan mendapatkan upah harian untuk membeli makanan.
Sebagai dampak dari pandemi COVID-19, dalam jangka panjang dunia akan butuh jauh lebih banyak sumber daya untuk memerangi kelaparan, kemiskinan dan rendahnya pendidikan.
Seperyti dilansir DW Sekretaris Jenderal Welthungerhilfe, organisasi nonpemerintah yang bergerak dalam membantu penyediaan pangan bagi kaum miskin di dunia mengatakan bahwa jumlah orang yang kelaparan akan meningkat jadi lebih dari satu miliar
Di berbagai belahan dunia, orang-orang yang paling rentan telah kehilangan peluang untuk mendapatkan penghasilan dan buruh harian tidak lagi bisa bekerja karena diberlakukannya pembatasan dan penguncian akibat wabah ini.
“Bagi mereka, resiko kelaparan lebih mengancam daripada akibat virus itu sendiri,” kata Mogge pada peluncuran laporan Kompas 2020 yang ditulis Welthungerhilfe bersama organisasi Terres des Hommes.
Kedua organisasi tersebut mengatakan bahwa Jerman telah berusaha memenuhi kewajiban internasionalnya secepat mungkin. Setidaknya 0,7 persen dari pendapatan nasional bruto Jerman telah dialokasikan untuk kerja sama pembangunan.
Analisis laporan Kompas, yang diterbitkan setiap tahun sejak 1993, berfokus pada situasi di daerah konflik dan krisis. Laporan tersebut menegaskan bahwa resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang penggunaan kelaparan sebagai senjata perang mulai 2018 harus secara efektif diterapkan. Laporan itu juga secara eksplisit membahas situasi genting di Mali Afrika dan Sudan Selatan.
Senada Birte Kötter dari Terre des Hommes mengatakan bahwa selepas pandemi COVID-19 akan ada risiko bahwa anak-anak akan bertumbangan. Menurutnya, anak-anak mendapatkan terlalu sedikit perlindungan dan dukungan dalam bidang kerja sama pembangunan.
Birte Kötter pun mencontohkan bahwa hanya sebelas persen dari dana kerja sama ini yang mengalir ke bidang pendidikan, meskipun jelas bahwa pendidikan dapat mengurangi kemiskinan anak. PBB memperkirakan bahwa sekitar 66 juta anak di seluruh dunia akan terjerumus ke dalam jurang kemiskinan.
Afriyan/DW