Opini

Sikap Hidup Baru Dalam Pendidikan Di Rumah

• Bookmarks: 8 • Comments: 33319


Bulan Ramadhan tahun ini 1441 H/2020 M. dilaksanakan oleh ummat Islam benar-benar dengan cara yang baru. MUI dan ormas Islam sangat berani mengeluarkan fatwa khusus mensikapi pandemi Covid-19 tentang penyelenggaraan ibadah pada bulan Ramadhan.

Fatwa tersebut dibacakan oleh ta’mir di masjid-masjid. Shalat Jum’at diganti dengan shalat dzuhur. Shalat tarwih dilaksanakan di rumah masing-masing, sehingga tidak ada berjamaah di masjid. Shalat Iedul Fithri tahun ini tidak diselenggarakan di masjid maupun di lapangan. Masjid megah dan besar menjadi sepi. Bagi orang awam yang biasanya ada semangat menghidupkan malam Ramadhan di masjid, kini menjadi hilang. Sebab, di rumah juga belum bisa menjadi imam shalat.

Akhirnya Ramadhan bagi orang awam kurang terasa bulan Ramadhan. Kebiasaan bergantung pada imam masjid, sekarang mengandalkan ilmu diri masing-masing. Ilmu agama pada setiap individu menjadi sangat penting. Tanggung jawab hidup ada pada diri masing-masing. Kelak manusia dibalas sesuai perbuatan masing-masing. Allah SWT memerintahkan jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka. Sekarang jagalah dirimu dan keluargamu dari Covid-19. Tempatnya di rumah masing-masing.

Pada awalnya manusia hidup dalam satu rumah. Kemudian berkembang menjadi beberapa rumah. Antar rumah saling berinteraksi, sehingga ada kehidupan sosial. Dari sosial berkembang lagi menjadi bangsa dan negara. Interaksi antar bangsa dan negara semakin luas, akhirnya semakin ruwet. Jaringan semakin padat sehingga sering terjadi kemacetan di segala bidang, yaitu beragama, berpolitik, berekonomi, hukum, pendidikan, dan kesehatan. Manusia bukan ahli hukum, tapi masuk DPR terpaksa membuat produk hukum, undang-undang. Setelah jadi timbul ruwet kepentingan kelompok. Hati rakyat kecil yang dicintai oleh Allah SWT telah dicabik-cabik oleh hawa nafsu kekuasaan.

Tahun 2020 ini puncaknya kemacetan dunia. Data kehidupan manusia di dunia yang sudah dalam genggaman Amerika dan China, ternyata menimbulkan kemacetan. Manusia sudah pegang remote controlnya masing-masing. Bebas yang sebebas-bebasnya. Satu sama lain sudah saling ingin menguasai. Bahkan ingin perang dunia. Negara-negara Islam di Timur Tengah sudah diacak-acak. Allah SWT melihat dalam monitor-Nya sudah sangat ruwet cara hidupnya manusia.

Ada virus yang menyerang cara berfikir manusia untuk mendewakan rasionalisme. Ada virus yang menyerang kehidupan spiritual supaya hampa beragama, bahkan menolak agama. Ada virus yang menyerang mental manusia supaya hidup serba instan, pragmatisme. Ada virus yang menyerang biologi yang mematikan, Covid-19 mulai akhir Desember 2019 yang menyerang pernafasan manusia.

Sistem hidup manusia sudah kacau oleh virus-virus. Kehidupan manusia wajib diinstall ulang, sehingga semua virus bersih. Maka caranya adalah kembali lagi, mulai lagi dari filosofi kehidupan awal yaitu dari rumah masing-masing. Orangtua yang biasanya menyalahkan guru di sekolah, memaki-maki guru terang-terangan, bahkan mempolisikan guru, sekarang rasakan sendiri di rumah. Untuk level suatu negara, uruslah negara masing-masing yang mensejahterakan rakyatnya. Punya kedudukan karena dipilih rakyat. Sekarang rakyat dipaksa harus di dalam rumah. Semua anggota rumah butuh hidup sejahtera.

Pendidikan Ramadhan yang selalu dipuja-puja telah bergeser dari masjid ke rumah masing-masing. Kini rumah mendapatkan momentum untuk dihidupkan dengan shalat dan suara-suara kalimat thayyibah. Ayat-ayat al-Qur’an dibaca di rumah-rumah. Rumah yang dihiasi dengan aksesoris indah, tidak ada gunanya jika ruangnya hampa dari rahmat Allah SWT. Rumah itu bukan mahal atau murahnya, tapi keberkahannya, kedamaian di dalamnya. Rumahku adalah surgaku. Jika tidak sekarang, kapan lagi.

Rumah pertama yang dijadikan tempat pendidikan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya adalah Rumah al-Arqam di Makkah. Di rumah itu ilmu agama dipelajari. Konsep rumah bukan hanya tempat tinggal yang nyaman, tapi juga dapat berfungsi masjid dan sekolah tempat belajar yang baik. Rumah yang dijadikan tempat belajar akan menjadi taman surga. Kita nikmati taman surga di dalam rumah masing-masing. Oleh karena itu, ibadah di rumah juga belajar di rumah, bahkan bekerja di rumah. Rumah menjadi fondasi pendidikan yang kuat untuk generasi masa depan.

Pendidikan di rumah memiliki tujuan yang mulia yaitu menghasilkan manusia yang dicintai dan diridhai Allah SWT. Gagal Pendidikan di rumah mengakibatkan gagal Pendidikan di sekolah. Gagal Pendidikan di sekolah, madrasah, pesantren mengakibatkan gagal Pendidikan suatu bangsa dan negara. Mulai kembali menata Pendidikan di rumah yang bersih dari virus. Wallahu A’lam.

Prof. Dr. Deden Makbuloh, S.Ag., M.Ag

8 recommended
33 notes
319 views
bookmark icon

33 thoughts on “Sikap Hidup Baru Dalam Pendidikan Di Rumah

    Write a comment...

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Oldest
    Newest
    Most Upvoted