Kehadiran virus corona telah memberi dampak luar biasa bagi masyarakat, tidak saja secara ekonomis, sosial, tapi juga secara fisik, psikis dan juga mental. Rasa takut, khawatir, sedih, marah, kecewa, sikap pasrah, hingga buruk sangka pada Sang Pencipta nyaris dialami sebagian besar masyarakat dunia saat ini.
Bagaimana tidak, meski kita selalu mendengar himbauan agar bersikap tenang, tidak perlu takut dan jangan panik, nyatanya virus ini telah menyebabkan tak berdaya dan mati ribuan orang di berbagai negara, bahkan di negara kaliber digdaya dengan ilmu dan peralatan kesehatan yang sudah super canggih sekalipun.
Tapi haruskah dampak negatif itu kita biarkan terus merongrong jiwa, menciutkan daya nalar, melemahkan semangat kreativitas dan membunuh optimisme untuk terus berjuang melanjutkan hidup mulia ini. Tentu saja tidak. Sebagai orang beragama, kita diajarkan bahwa tak satu pun yang dihadirkan Tuhan di alam ini yang tidak bermanfaat, apalagi untuk mencelakakan manusia.
Atas dasar itu kita berani mengatakan bahwa kehadiran virus ini bukan azab, bukan pula karena Tuhan murka dan marah. Kehadiran virus ini lebih merupakan Test Case, atau bisa juga sebagai “shock therapy” bagi manusia guna meningkatkan kualitas kemanusiaan manusia itu sendiri baik sebagai makhluk Tuhan, sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.
Dengan begitu kehadiran virus corona dapat kita maknai sebagai guru yang akan mengajari kita tentang banyak hal dalam hidup ini. Pelajaran itulah yang akan dibedah dari berbagai aspek dalam buku kami karya bersama dengan para akademisi, yang insya Allah akan rilis awal ramadhan ini.
Semoga menginspirasi, Wa Allahu a’lam.
Cik Basir