Lingkungan

Membunuh Botol Plastik Kemasan Sekali Pakai

• Bookmarks: 7243


Sebuah video bawah laut membuka tulisan tentang plastik di laman National Geography, tahun 2018.  Video ini diperoleh dari seorang penyelam yang mungkin sedang menikmati hari liburnya.  Video itu memperlihatkan seekor manta (ikan pari) yang berenang diantara sampah-sampah plastik yang mengambang.  Sebagian sampah plastik itu masuk ke mulut manta yang terus menganga mengira itu makanan yang lezat.  Keterangan pada video disebutkan: Nusa Penida, Bali.  

Plastik diakui adalah material yang memilikii sifat yang dicari-cari ini: serbaguna, lentur, tahan lama, murah untuk diproduksi — dan ada di mana-mana. Ini juga merupakan produk mukjizat yang menyelamatkan jiwa dan juga momok bagi Bumi. Plastik di lautan diperkirakan telah membunuh jutaan satwa laut setiap tahun.  Menurut catatan National Geography itu hampir 700 spesies, termasuk binatang laut langka dilaporkan telah terdampak oleh sampah plastik itu.  Beberapa diantara dengan nyata bisa dilihat, misalnya kasus manta di Bali itu atau burung albatros yang fenomenal terkapar di sebuah atol di tengah lautan pasifik. Selembar foto dan video yang dibuat oleh Chris Jordan seorang fotografer yang kemudian menjadi aktifis lingkungan ini menegaskan betapa plastik telah membunuh lautan.  Karena laut yang penuh dengan sampah palastik tidak lagi menjadi habitat yang sehat bagi satwa laut dan burung-burung yang hidup menggantungkan pada laut sebagai ruang kehidupan.

Bebarapa satwa yang terjebak dalam jaring-jaring nilon atau wadah-wadah membuat mereka terkungkung.   Tetapi beberapa lainnya mungkin tidak secara kasat mata tercemari dan terdampak.  Jutaan ragam spesies laut dan pantai dalam segala ukuran, dari zooplankton hingga paus, saat ini memakan microplastics, elemen plastik yang seperlima lebih kecil dari satu inci.

Banyak dari hasil akhir produk minuman menggunakan plastik sekali pakai sebagai packaging (161 juta ton per tahun). Minuman-minuman tersebut dapat dengan mudah ditemui di berbagai gerai ritel, baik modern maupun tradisional. Pertumbuhan industri minuman yang sangat pesat tentu saja akan menghasilkan pertumbuhan jumlah sampah plastik yang semakin banyak. Terlebih saat ini kapasitas pengolahan limbah plastik masih terbilang minim.  Limbah botol plastik kemasan yang kita pakai tidak semua berakhir di tempat sampah. Tidak semua pula berhasil didaur ulang kembali. kebanyakan botol plastik malah mencemari lingkungan hidup. Sampah botol plastik mencemari lingkungan, seperti selokan, sungai, tanah, dan laut.

Diperkirakan sekitar 10 juta ton plastik terbawa ke laut setiap tahunnya. Tahun 2010, para ilmuwan dari National Center for Ecological Analysis and Synthesis di Universitas Georgia di Athena memperkirakan 8 juta ton -dengan prediksi akan meningkat jadi 9,1 juta ton- yang masuk ke laut setiap tahunnya. Studi yang sama -yang diterbitkan di jurnal Science 2015- mengkaji 192 negara-negara pantai yang menyumbang sampah plastik ke laut dan negara-negara Asia masuk dalam 13 dari 20 penyumbang terbesar. Bahkan, setiap tahunnya, hampir 3 juta ton sampah plastik di seluruh dunia berasal dari botol air minum kemasan sekali pakai.

Botol-botol plastik yang berada di lautan akan dihancurkan oleh ombak dan sinar matahari menjadi mikroplastik. Mikroplastik adalah serpihan plastik yang nyaris tak terlihat saat berada di air. Mikroplastik ini akan dimakan oleh hewan-hewan laut dan terumbuh karang. Tentu saja, dampak yang paling panjang ialah rusaknya ekosistem laut. Jika dlihat dari lama proses penguraian sampah plastik dilaut, sampah plastik dari golongan botol plastik ini menempati urutan kedua jenis sampah plastik yang paling lama terurai. Botol plastik akan terurai dan hancur selama 450 tahun, ini serupa dengan sampah dari popok (pampers) bekas pakai.  Sementara tali pancing plastik membutuhkan 600 tahun terurai.  Kaleng aluminium sebetulnya juga buruk karena akan terurai setelah 200 tahun.  Gelas stereofoam membutuhkan 50 tahun baru bisa diurai.

Tahukah Anda negara mana yang paling banyak mengkonsumsi air minum dalam kemasan botol plastik sekali pakai?  Amerika Serikat adalah penyumbang utama konsumsi air minum dalam kemasan botol plastik sekali pakai.  Disusul Jepang sebagai jago penghasil minuman dalam kemasan botol plastik sekali pakai.

Pada bulan Desember 2018, demikian tulis Laura Parker dalam artikelnya yang dimuat pada National Geography (https://www.nationalgeographic.com/news/2018/05/plastics-facts-infographics-ocean-pollution/), Lembaga Statistik Kerajaan Inggris menyebutkan bahwa hanya sekitar sembilan persen dari semua plastik yang pernah dibuat kemungkinan telah didaur ulang. Sekitar 18 miliar pound plastik sampah mengalir ke lautan setiap tahun dari daerah pesisir.  Jumlah itu setara dengan lima kantong sampah plastik belanjaan yang berjajar di setiap meter garis pantai keliling dunia.  40 persen dari plastik yang diproduksi adalah kemasan, digunakan sekali saja lalu dibuang.  Hampir satu juta botol minuman plastik dijual setiap menit di seluruh dunia. Pada 2015, orang Amerika membeli sekitar 346 botol per orang-111 milyar semua botol plastik minuman.

Meskipun dunia amat memprihatinkan dengan begitu banyaknya sampah dari kemasan botol/gelas plastik sekali pakai ini, tetapi korporasi yang memproduksi dan menggunakannya seperti Coca-Cola tak bergeming.  Coca-Cola tetap tegar berdiri menggunakan botol plastik sekali pakai seperti dinyatakan pada World Economic Forum di Davos, Swiss Januari 2020. Berbicara kepada BBC seperti dikutip the Verge.com (https://www.theverge.com/2020/1/22/21076868/plastic-bottle-coca-cola-davos-world-economic-forum), wakil presiden senior Beatriz Perez mengalihkan tanggung jawab atas pegunungan plastik yang mereka hasilkan pada konsumen. Pelanggan haus akan minuman yang dikemas dalam plastik ringan yang dapat ditutup kembali, katanya.  Ia menekankan bahwa Coca-Cola tidak ada rencana untuk meninggalkan kemasan sekali pakai plastik.

“Bisnis tidak akan ada jika kami tidak mengakomodasi konsumen,” kata Perez berkilah. Ayo dengarkan celoteh petinggi Coca-Cola itu para konsumen.  Dengarkan!  Anda dituduh sebagai biang semua itu.  Karena Andalah, yang membeli barang itu, maka Anda penyebab menumpuknya botol/gelas plastik sekali pakai menjadi sampah plastik di Bumi.  Percayakah?

Maka konsumen harus bersatu menolak menggunakan kemasan plastik sekali pakai.  Tetapi korporasi juga seharusnya bertanggungjawab untuk memberi pilihan yang lebih baik untuk konsumen dan planet.  Coca-cola gagal melakukan itu.

BBC juga mengungkapkan bahwa botol-botol minuman merupakan jenis sampah plastik yang paling banyak, dengan sekitar 480 miliar botol plastik dijual di seluruh dunia pada tahun 2016, atau sekitar satu juta botol plastik per menit. Dari jumlah botol plastik itu, 110 miliar diproduksi oleh raksasa minuman ringan Coca Cola.

Coca-Cola menghasilkan sekitar 3 juta ton kemasan plastik per tahun. Itu kira-kira 200.000 botol per menit, menurut laporan itu. Tahun lalu, Coca-Cola menduduki peringkat perusahaan pencemar plastik terbesar di dunia pada sebuah audit yang dilakukan oleh kampanye “Break Free from Plastic.” Raksasa minuman Nestle dan PepsiCo masing-masing menempati urutan kedua dan ketiga.  Menurut Eurometer, manusia di Bumi mengkonsumsi 1.000.000 minuman dalam kemasan botol plastik setiap menit atau 20.000 ribu botol per detik.  Pada tahun 2016 saja telah terjual 480 miliar botol, dan 110 milyar dibuat oleh Coca-Cola (Lihat Grafis).

Untuk memproduksi plastik dunia (dan termasuk botol sejumlah itu) dibutuhkan 8 persen bahan bakar yang diproduksi dunia.  Kebutuhan bahan bakar minyak ini akan meningkat menjadi 20 persen pada tahun 2050.  Dan hanya seperlima dari total plastik dunia yang didaur-ulang.  Daur ulang plastik tertinggi dilakukan oleh Eropa, 30 persen. Sementara Cina 25 persen mendaur-ulang, dan Amerika hanya 9 persen saja. Cina-sebagai tempat 18 persen penduduk Bumi tinggal—memproduksi 29 persen plastik dunia sebagai produsen plastik terbesar di Bumi (Lihat Grafis).

Kemasan plastik terkumpul di lautan, dan plastik bahkan menghujami perut kehidupan laut. Meski begitu ketika perusahaan lain seperti Starbucks mulai beralih ke wadah yang dapat digunakan kembali, Coca-Cola bertahan dengan wadah plastik sekali pakai.  Sebuah keras kepala sebuah korporasi mapan yang besar.  Konsumen menginginkannya, kilahnya.

Namun Coca-Cola berkomitmen untuk daur ulang.  Coca-Cola berencana untuk menggunakan 50 persen bahan daur ulang dalam kemasannya pada tahun 2030. Pada tenggat waktu itu, perusahaan juga akan mengumpulkan dan mendaur ulang yang setara dari setiap botol atau kaleng untuk dijual secara global. Dan pada tahun 2019, Coca-Cola dan PepsiCo berkomitmen untuk meluncurkan wadah aluminium untuk air sebagai cara untuk mengurangi polusi plastik. Tetapi bahkan dengan perubahan-perubahan itu, berdasarkan komentar Perez di Davos, plastik masih akan memainkan peran utama dalam masa depan Coca-Cola.

Apa yang bisa anda lakukan untuk mengurangi dan ikut membunuh botol plastik kemasan sekali pakai ini?  Tiga hal saja yang sederhana bisa Anda lakukan sebagai bagian memberi solusi:

  1. Bawalah botol/kemasan air minum yang bisa dipakai berkali-kali seperti tumbler.
  2. Pilihlah minum yang berwadah aluminium ketimbang plastik jika memungkinkan.
  3. Daur-ulanglah semua botol plastik yang Anda gunakan.

Dwi R. Muhtaman

7 recommended
0 notes
243 views
bookmark icon

Write a comment...

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *